Air [Bukan] Mineral

Written on 29 April, 2007 – 11:07 | by Rahmat Zikri |
503 Error

Sorry, that didn’t work.
Please try again or come back later.

503 Error. Service Unavailable.

Ada 2 (dua) alternatif kesalahan penyebutan yang hampir selalu dijumpai berkaitan dengan penyebutan produk air minum dalam kemasan. Kesalahan yang pertama adalah kecenderungan untuk menyebut sebuah merek –Aqua– untuk menyebut jenis produk tersebut.

Kesalahan yang pertama ini lahir sebagai generalisasi nama produk, seperti halnya penyebutan Odol untuk menyebut jenis produk pasta gigi. Padahal, Odol adalah sebuah merek pasta gigi yang dulu sempat populer, seperti halnya Aqua pada jenis produk air minum dalam kemasan.

Kalau saya tidak salah, merek Aqua adalah pelopor produk air minum dalam kemasan di Indonesia pada dekade 80-an. Selain karena dia sebagai pelopor, nama mereknya pun berarti air. Sehingga dengan gampang segera terjadi generalisasi penyebutan nama untuk produk sejenis.

Sama halnya dengan nasib Odol –si pembeli yang berniat beli “odol” pada kenyataannya mengambil pasta gigi merek lain, mungkin itu Pepsodent, Sensodyne, dsb– nasib Aqua pun tidak jauh berbeda. Pembeli yang bilang ke penjual bahwa ia ingin membeli Aqua, bisa jadi dikasih merek lain dan tidak akan protes, mungkin itu VIT, AdES, dsb. Pada bagian ini, saya selalu tersenyum-senyum sendiri dengan sebuah produk sejenis di Malaysia, Cactus. Pada beberapa reklame-nya tertulis “Air Cactus”. Entah kenapa, selalu saja secara instan saya selalu membacanya sebagai Air Kakus!

Pada bagian ini, nasib Aqua sedikit lebih baik dibanding dengan nasib Odol. Pembeli fanatik mungkin masih bisa memaksa untuk hanya diberikan produk yang bermerek Aqua, bukan yang lain. Sedang Odol, tidak bisa berharap seperti itu. Karena produknya sudah wassalam.

Pada kesalahan akibat generalisasi nama produk ini, sebenarnya secara sadar atau tidak, pembeli tahu bahwa itu adalah sebuah kesalahan. Mungkin masalahnya adalah, dia perduli atau tidak. Hal serupa juga terjadi pada produk legendaris dari Indonesia, Teh Botol Sosro.

Sekarang, kesalahan jenis yang ke-dua. Pada kesalahan jenis yang ke-dua ini, saya berani bertaruh, banyak orang yang tidak tahu. Sebagian orang yang enggan menyebut merek –bisa itu karena untuk menghindari kesalahan jenis pertama di atas, atau memang netral-netral saja terserah merek apa– akan menyebut jenis produk air minum dalam kemasan ini dengan sebutan air mineral!

Mungkin anda yang sedang membaca tulisan saya ini termasuk yang terperangah. Bisa jadi karena selama ini anda adalah salah satu dari sekian banyak orang yang menyebut jenis produk ini dengan sebutan air mineral.

Walau kelihatannya sepele, ini adalah kesalahan besar. Air minum dalam kemasan bukanlah produk air mineral. Secara khusus, ada beberapa merek produk yang benar-benar adalah air mineral. Di dalamnya memang mengandung banyak zat mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Bukan sekadar air minum bersih dan sehat seperti yang selama ini dengan mudah kita temukan di penjual-penjual kelas pinggir jalan. Dari segi harga, produk air mineral sungguhan berharga beberapa kali lipat dari air minum dalam kemasan yang biasa kita jumpai. Intinya, mineral water berbeda dengan drinking water.

Sebagai pembuktian sederhana, kumpulkan berbagai botol kemasan air minum yang selama ini sering disebut sebagai air mineral, cari-lah tulisan yang meng-klaim produk tersebut sebagai air mineral. Tidak akan ada satu kata pun yang akan anda temukan. Apalagi keterangan jumlah komposisi zat-zat mineral yang terdapat dalam produk tersebut. Yang ada hanyalah penyebutan bahwa produk tersebut adalah air minum.

Pihak produsen tentunya tidak akan sembarangan menulis di keterangan produknya bahwa produk tersebut adalah air mineral. Bukan hanya karena memang di dalam air yang mereka jual tidak mengandung zat-zat mineral, tapi juga karena resiko tuntutan akibat pembohongan publik. Untuk yang terakhir ini, bukan produsennya yang hendak berbohong. Tapi entah dari mana mulainya, pihak konsumen lah yang dengan gegabah menyebut jenis produk ini sebagai air mineral!

Be Sociable, Share!

Related Posts

--related post--
  1. 58 Responses to “Air [Bukan] Mineral”

  2. By Tio on Sep 1, 2011 | Reply

    Mohon pencerahan mengenai pendapat saya hal berikut dibawah ini bener atau salah:
    Apa letak perbedaan air sama sama 1 liter dengan air TDS 100, kalau saya baca baca pendapat pendapat yang tertulis diatas dan di bacaan2 yang saya dapat alat pengukurnya disebut TDS (total disolve solids) adalah alat pengukur kepadatan kandungan air, kalau bisa saya ibaratkan begini: Ibarat dua kontainer sama besar. yang satu kontainer kosong ( TDS =0) dan satu lagi Kontainer berisi barang macam macam didalamnya (TDS >100), nah berarti didalam kontainer kosong tersebut yang ada hanyalah udara. sedangkan kontoainer yang satunya volume udaranya kurang karena sudah penuh dengan barang.
    dari perumpamaan secara bodoh saya diatas tersebut jadi terpikirkan olehku akan fungsi air dalam tubuh yang saya dapatkan di pelajaran sekolah SMP bahwa fungsi air dalam tubuh adalah bermacam macam salah satunya adalah untuk pembawa, mendistribusikan nutrisi sari makanan penting untuk sel-sel, seperti mineral, vitamin dan glukosa.
    Jadi air yang kita minum lebih bagus air yang tingkat kepadatanya rendah ( TDSnya kecil) karena dengan tingkat kepadatan rendah memungkin ruangan kosong air tersebut lebih besar nantinya didalam tubuh kita untuk bisa di tempatin sari makanan yang berupa Nutrisi, mineral, vitamin, gluekosa yang didapat dari makanan yang kita makan setelah dicerna oleh tubuh untuk di edarkan oleh air tersebut keseluruh jaringan sel yang ada.
    apa benar demikian yah?

    salamm.. mohon yang bagi yang lebih tau bisa menjelaskan lebih ke saya. thanks

  3. By nirsya on Nov 18, 2011 | Reply

    mana komposisinya

  4. By adhi on Feb 7, 2012 | Reply

    ga salah ko…
    kalo itu disebut position branding, dmn merek2 tertentu sudah memasyarakat dlm ingataan…

    cmiiw

  5. By bustami hasan on Feb 25, 2012 | Reply

    Sekarang yang jadi pertanyaah saya bukan kadar mineral atau apapun yang terkandung dalam air akan tetapi menurut KAMUS RO yang dikomentari oleh FujiRO bahwasanya dalam proses penyulingan airisi ulang yang baik setiap perusahaan air kemasan atau air isi ulang pastilah mempergunakan tabung filter yang isinya Carbon Active, dan didalam carbon active tersebut mengandung tiga bahan utamanya yaitu: Batubara, Batok kelapa dan Tulang babi, nah,,sedang kita tau bahwa dalam islam jangankan meminum air dari sirpihan tulangnya menyentuhpun haram hukumnya.jadi hal ini jelas menyimpang dari hukum Islam,apakah proses pembuatannya tidak diteliti oleh Departemen Agama ?,kalau jelas – jelas bahannya dari yang haram menurut Islam kenapa dipasarkan untuk umum ? yang konsumennya sebagian besar adalah mereka yang beragama Islam.

  6. By Aki on Mar 4, 2012 | Reply

    haaaaaaahaaaa….kalau bibicara air yang layak minum ya…air zam-zam atau air mineral bro….nah kalau RO dan Penyulingan itu untuk air farmasi atau produk makanan karena airnya tidak banyak mengandung mineral sehingga baik untuk digunakan untuk campuran pengolahan obat-obatan dan pembuatan makanan jadi selagi air itu jenih, tidsak berbau, dirasa enak dan tidak ditolak lidah, direbus atau difilter…hajar aja bro…

  7. By saya on May 12, 2012 | Reply

    yg saya baca air RO sangat reaktif, mudah bereaksi.
    Air RO tidak baik jika dipakai terus menerus

    coba baca http://good-water.biz/reverse_osmosis_dangers.html

    sebaiknya kita mencari info yg tak ada tendensi menjual produk tertentu karena penilaiannya jadi tidak fair

  8. By ye ha on Sep 16, 2012 | Reply

    By Hermawan on Nov 16, 2010 | Reply
    Daripada berpolemik tapi sama-sama nggak ngertinya, mending baca saja pendapat dan penelitian para ahli yang memang sudah melakukan penelitian dan uji klinis, mereka ini memang benar-benar ahlinya lho, jadi kalo masih ada yang tidak setuju atau punya sanggahan silahkan menghubungi para ahli tersebut, para AHLI tersebut diantaranya:

    – Dr. Charles Mayo, pendiri Mayo Clinic, rumah sakit teratas di USA.
    – Dr. Allen E. Banik, ahli dan penulis buku yang telah terjual puluhan ribu kopi.
    – Paul C. Bragg, Ph.D, spesialis kesehatan dan fitness yang juga penulis buku.
    – Dr. Andrew Weil, M.D, ahli kesehatan populer di USA, lulusan Harvard Medical, dan
    penulis 8 buku kesehatan yang sering muncul di media massa.
    – Dr. Masaru Emoto,peneliti dari Jepang – penulis buku Best Seller – The True Power Of Water.
    – Dr. Clifford C.Deninson – Peneliti
    – Dr. TC. McDanieli – Peneliti
    – NASA – Pengguna teknologi RO untuk pesawat ruang angkasa

    Mungkin masih banyak lagi kajian para peneliti mengenai air minum dan kesehatan. Semoga dengan membaca hasil penelitian mereka… kita jadi semakin pandai dan bertambah wawasan… sehingga akan berguna untuk diri kita sendiri maupun untuk orang lain….
    Salam hangat buat semua…
    ______________________________________

    Saya setuju sekali dengan yang disampaikan oleh Mas Hermawan, baca saja hasil penelitian dan kajian dari para ahlinya…, daripada berpolemik tapi tidak tahu dasarnya… Selamat belajar… kalo sudah paham bisa dishare pada diskusi ini… & Salam Sukses…!

  9. By Adi Winata on Oct 22, 2012 | Reply

    Terimakasih atas penjelasan Bp Hermawan. Saya jadi mengetahui dan paham bahwa yang kita butuhkan adalah AIR MINUM yang BEBAS zat2 anorganik (spt zat2 logam yg tidak dapat diserap tubuh/merusak ginjal).

    Untuk menjadi sehat manusia perlu konsumsi mineral ORGANIK y berasal dr SAYUR dan BUAH2AN. Jadi saya yakin untuk berhenti membeli air merek terkenal yg harganya lumayan mahal, yg selama ini saya konsumsi.

    Terima kasih telah membuat saya berpikir dan bertindak lebih ‘smart’.

Post a Comment

About Me

The smiling geekIndependent IT Consultant and Trainer, mastering in Microsoft technologies. 13 years experience in all level of systems and network engineering. Currently being awarded as Microsoft MVP in Exchange Server. Live in Jakarta, Indonesia. Claimed himself as a not ordinary geek, who loves photography and hanging out with friends. More.

Want to subscribe?

 Subscribe in a reader Or, subscribe via email:
Enter your email address:  
Google