Hal-Hal Yang Tidak Membatalkan Puasa

Sunday, September 14th, 2008

Waktu berusia SD-SMP, saya gemar sekali berenang. Bukan hanya di kolam renang beneran, tapi bisa di mana saja, di laut (bahkan bukan laut tempat wisata, melainkan di daerah perkampungan nelayan), di sungai (bahkan di dam kecil), sampai di kolam-kolam penampungan air di pabrik pembuatan es balok! Saya tahu persis apa yang saya dan teman-teman kerap lakukan ketika di dalam air, menggarami laut.. ups, salah… tepatnya mengencingi air kolam. Tampaknya itu adalah kegiatan yang mengasyikkan! Hehehe.

Lokasi pabrik pembuatan es balok yang berjarak sekitar 1,5KM dari rumah itu  kini telah tutup. Pabrik yang berangka tahun jaman kolonial Belanda (kalau tidak salah angka yang tertulis adalah 1928) ini menyimpan kenangan saya bersama teman-teman berenang di bak-bak penampungan awal yang sedalam 1,5-2 meter. Bak-bak berukuran kurang lebih 5×5 meter terdiri dari beberapa buah bak berjejer. Kolam penampungan air ini terletak di halaman belakang pabrik, yang bisa ditelusupi masuk melalui pagar kawat yang rusak, sehingga anak-anak bisa menyelinap dengan mudah. Setelah masuk, dengan santainya kami membuka pakaian, meletakkan di samping bak, dan langsung menceburkan diri ke dalam air yang dindingnya berlumut itu. Tantangan paling menyenangkan dari kegiatan ini adalah bagaimana caranya bermain air tanpa diketahui satpam-nya. Beberapa kali sih ketahuan, ya tinggal lari saja, sambil membawa pakaian yang belum sempat dipakai! 😀 “Kartu” yang saya pegang bahwa kami mengencingi air kolam di pabrik es, membuat saya ogah jajan yang mengandung es balok!

Nah, kegiatan berenang ini pasti terhenti kalau memasuki bulan ramadhan. Pasalnya, banyak teman ketika itu beranggapan bahwa jika sampai buang angin di dalam air, puasanya bisa batal. Padahal buang air kecil dan buang angin di dalam air adalah 2 hal yang seringkali dilakukan.

(more…)

Yang Tersisa dari Lebaran

Friday, December 14th, 2007

“Lebarannya hari apa?”, begitulah pertanyaan yang sempat saya terima beberapa hari sebelum Idul Fitri 1428H yang lalu. “Jum’at”, begitu jawab saya. Lantas segera meluncur respon berikutnya, “Heran, kenapa sih mau lain sendiri. Beda dengan Pemerintah”.

Penetapan hari H jatuhnya tanggal 1 Syawal 1428H dari jaman dulu sampai sekarang menjadi sebuah polemik. Namun, sebenarnya itu bukanlah sebuah isu yang harus dibesar-besarkan. Seperti yang sudah saya tulis beberapa bulan yang lalu yang berjudul Mengapa Idul Fitri Bisa Berbeda Hari?, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pendekatan/metodologi, dengan cara hisab (kalkulasi astronomi) dan rukyat (melihat kemunculan bulan secara kasat mata). Dua-duanya bernilai benar. Dua-duanya juga memiliki dasar hukum yang kuat.

(more…)

Mengapa Idul Fitri Bisa Berbeda Hari?

Thursday, February 1st, 2007

Beberapa hari yang lalu saya membuat tulisan tentang bagaimana penanggalan hijriah dilakukan. Pada tulisan kali ini, saya akan mencoba mengulas masalah yang sering kali ditemukan hampir setiap tahunnya dalam penentuan hari raya umat Islam, yaitu Idul Fitri.

Umat Islam merayakan Idul Fitri setiap tanggal 1 Syawal, setelah sebelumnya melaksanakan ibadah shaum (puasa) selama satu bulan di bulan Ramadhan. Pada tanggal 1 Syawal, diharamkan berpuasa. Dalam pendapat pribadi saya, ini dimaksudkan untuk membedakan hari tersebut dengan hari-hari sebelumnya (selama bulan Ramadhan). Pada hari tersebut, umat muslim merayakan “kemenangannya” setelah berjuang mengekang hawa nafsu. Jadi, ya tidak boleh Nikmati rezeki yang ada.

(more…)

About Me

The smiling geekIndependent IT Consultant and Trainer, mastering in Microsoft technologies. 13 years experience in all level of systems and network engineering. Currently being awarded as Microsoft MVP in Exchange Server. Live in Jakarta, Indonesia. Claimed himself as a not ordinary geek, who loves photography and hanging out with friends. More.

Want to subscribe?

 Subscribe in a reader Or, subscribe via email:
Enter your email address:  
Google