Komputer Pertama

Written on 11 September, 2007 – 16:39 | by Rahmat Zikri |
503 Error

Sorry, that didn’t work.
Please try again or come back later.

503 Error. Service Unavailable.

Komputer pertama yang saya memiliki adalah PC ber-processor XT 8088. Tahun 1990 ketika di pasaran orang sudah mulai mengenal PC AT 386, saya justru sangat ingin membeli 8088 saja. Sebuah kebodohan yang beberapa bulan kemudian disesali.

Sebenarnya pilihan awal yang direkomendasikan ketika itu adalah membeli PC AT 286. Tapi rekomendasi itu saya tolak. Karena belum tahu persis kelebihan apa yang didapatkan jika membeli PC AT 286 dibandingkan membeli PC XT 8088. Satu yang saya tahu dengan pasti, tidak ada seorang pun yang bisa bertahan lama bermain games seperti PacMan atau Digger di PC AT 286, karena cepatnya yang luar biasa. Permainan seperti itu hanya bisa dinikmati di PC XT 8088.

Nah, dengan kenyataan seperti itu, saya pikir tidak perlu-lah beli yang mahal. Percuma, kalau ngga bisa dipakai bersenang-senang main games. Namanya PC itu mestinya bukan cuma untuk belajar (waktu itu jamannya WordStar, Lotus 1-2-3, dBase III, Quick Basic), tapi juga untuk bermain. Study hard. Play harder. Mestinya motto-nya begitu.

Sebuah PC AT 286 waktu itu berharga sekitar Rp 2,5 juta, sedangkan PC AT 20386 berkisar Rp 3,5 juta. Pilihan yang saya ambil adalah PC XT 8088 yang berharga Rp 2 juta rupiah. Sebagai pembanding, ketika itu sebuah mobil Kijang Super baru berharga sekitar Rp 15 juta.

Dengan PC XT 8088 itu, saya ‘memakan’ semua materi tentang WordStar dan Lotus 1-2-3. Lama-lama meningkat ke BASICA, lantas hijrah ke Turbo Basic. Pernah sedikit belajar Pascal dan Turbo Assembler.

Seiring dengan waktu, beberapa bulan kemudian mulai ada teman-teman yang membeli PC juga. Ada yang membeli PC AT 286, juga ada yang membeli PC AT 386. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan untuk bisa ikut meng-explore ada apa di PC tersebut. Pertama yang saya jumpai adalah PC AT 286. Tidak seperti 286 yang saya lihat di tempat kursus, memory PC milik teman ini di-extend, kalau tidak salah jadi 1MB. PC XT saya di rumah tidak bisa di-extend. Karena ternyata PC XT hanya bisa mengandalkan base memory-nya yang cuma 640KB! Apa keuntungannya? Ternyata dengan memory lebih baik ditambah dengan kemampuan floppy disk 5 1/4 ” yang support high density berkapasitas 1,2MB (bayangkan dengan PC saya waktu itu yang hanya bisa membaca floppy disk 5 1/4 ” double density yang cuma berkapasitas 640KB!) PC AT 286 bisa dipakai untuk memainkan games yang lebih menarik! Tidak mungkin dijalankan di PC XT!

Pada kali lain, saya berkunjung ke rumah teman yang baru memiliki PC AT 386. Begitu PC dihidupkan, tiba-tiba sistem operasinya berjalan. Lhooo, kan belum dimasukkan disket sistem operasinya??!!! Ternyata PC AT 386 bisa dipasangi harddsik! Ya, itu-lah pertama kalinya saya melihat apa itu harddisk. Kalau tidak salah ukurannya 40MB. Ya benar, empat-puluh-mega-bytes-saja! Sistem operasi telah terpasang di dalamnya. File-file yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi seperti WordStar, Lotus dan berbagai games tinggal panggil dari direktori yang ada di dalam harddisk tersebut. Fantastis! Penggunaan harddisk ini juga mengeliminir masalah yang sering saya hadapi, yaitu disket yang jadi berjamur.

Belum berhenti sampai di situ, PC AT 386 ternyata juga bisa menggunakan floppy diskdrive yang berukuran kecil, seperti yang dikenal di PC pada saat ini, yang berukuran 3 1/2 ” berkapasitas 1,44MB. Bukan hanya ukurannya yang bisa muat di saku baju, tapi juga kapasitasnya yang lebih baik dan desainnya yang memperkecil kemungkinan disket bisa berjamur. Waahhh.. Kedigjayaan PC AT 386 ini mencapai puncaknya ketika pada tahun 1991 saya mencoba PC milik salah seorang saudara di Singapura, begitu dihidupkan, muncul sistem operasi berbasis grafis, ya Windows! Untuk pertama kalinya saya lihat di Singapura. Kalau tidak salah Windows 3.0. Seumur-umur baru lihat yang seperti itu, membuat saya jadi terlihat katrok, ndeso. Ngga tahu harus berbuat apa.

Terus terang saya sangat ingin memiliki PC secanggih itu. Tapi mau bagaimana lagi. Kesalahan rekomendasi yang saya berikan dalam proses beli ketika itu (Alasannya ada 2, pertama seperti yang saya sudah sebutkan, agar bisa bermain.. alasan kedua, saya ngga pernah mau memberatkan orangtua. Ngga berani minta uang berlebih, karena dulu tahunya dengan PC XT 8088 pun kebutuhan telah terpenuhi.). Keputusan membeli PC XT 8088 tempo hari buat saya seperti pisau bermata dua. Di satu sisi agak menyesali, di sisi lain saya bersyukur. Karena keterbatasan PC tersebut membuat saya terbiasa bermain dengan sintaks-sintaks perintah, bukan terbiasa dengan GUI yang tinggal klik-klik. Kebiasaan tersebut membuat saya memahami berbagai kompleksitas sistem dan aplikasi yang ada pada saat ini. Sebuah pengalaman yang belum tentu dimiliki oleh orang lain yang juga berkecimpung di dunia IT pada masa ini.

Tahun 1993, setamatnya dari bangku SMA, saya pun merantau ke Bandung, yang telah menjadi cita-cita saya sejak kecil. Masuk ITB. Yang jadi masalah adalah mau masuk di jurusan apa? Tiap tahun sejak SD selalu berubah targetnya. Hehehehe.. Tapi tetap pada konsistensi awal, pokoknya ITB. Titik.

Malam 1 Agustus 1993, sebelum tidur, saya tersenyum lebar. Dengan keyakinan tinggi saya percaya bahwa besok pagi, pada tanggal 2 Agustus 1993 nama saya PASTI tertulis di lembar pengumuman hasil UMPTN 1993. Keyakinan yang terus saya percayai sejak langkah kaki pertama meninggalkan ruang ujian UMPTN di salah satu kelas sekolah di Jalan Cihampelas Bandung beberapa minggu sebelumnya. Kenyataan yang benar-benar terjadi esok paginya. Awalnya, momen tersebut saya pikir adalah waktu yang tepat sebagai alasan untuk kembali membeli komputer baru, kali ini sudah jamannya PC AT 486. Tapi ternyata jawabannya: “Kenapa ngga bawa PC yang ada di rumah ini ke Bandung saja?” Waduh, lagi-lagi saya bingung. Bukan cuma masalah teknologinya yang sudah ketinggalan jaman, tapi juga ukuran dan bobotnya yang berlebih untuk ukuran PC pada jaman sudah ada PC AT 486. Repot juga. Awal masuk kuliah sudah menghabiskan biaya. Berabe juga kalau ditambah lagi dengan biaya beli PC baru. Akhirnya di awal-awal tahun kuliah di ITB saya ngga punya PC.

Baru ketika masuk tahun ke-tiga (semester 5), cukup beralasan untuk membeli PC baru. Di tahun 1995 itu sudah jamannya Pentium generasi yang pertama. Awalnya saya mau beli Pentium 133Mhz. Tapi di tengah jalan berubah pikiran karena ada tawaran menarik, PC AT 486 dengan memory 64MB, harddisk 800MB dan multimedia (soundcard plus CDROM generasi pertama). Setahu saya ketika itu belum ada teman-teman di sekitar saya yang punya CDROM. Baru sekitar 1 tahun berikutnya device ini mulai banyak terpasang sebagai standar di sebuah PC.

Dengan modal CD installer yang saya beli seharga Rp 50.000 per keping ketika itu, order yang saya terima dari teman-teman adalah meng-install-kan koleksi-koleksi aplikasi yang saya miliki. CDROM dari PC saya cabut, lalu bawa pergi ke tempat teman. Bisnis kecil berikutnya adalah menjadi broker PC. Beberapa kali terima order beberapa PC yang saya teruskan ke salah satu toko yang jadi langganan dan jadi teman, lumayan untuk membeli beberapa barang yang saya inginkan. Termasuk sebuah tv 14″ yang ketika itu termasuk standar barang mewah di kamar anak kost. Dari sumber yang sama pula saya bisa beberapa kali mengganti PC seperti yang diinginkan.

Pergaulan di ITB pula-lah yang membuka wawasan saya tentang jaringan komputer. Jadi, sejak di ITB saya mulai pindah ‘aliran’, dari awalnya suka programming, jadi lebih suka ngurusin jaringan komputer.Mulai dari jamannya Novell Netware, ke era FreeBSD Unix. Dari jamannya Windows 3.11 dan WinSock Trumpet nya, ke era Windows Server 2003. Momentum penting lainnya yang membuat saya banyak berkonsentrasi di teknologi Microsoft adalah ketika ikut menjalankan Microsoft Authorized Academic Training Program (MS-AATP) di ITB pada tahun 1998, yang merupakan MS-AATP ke-tiga di Asia Tenggara.

Be Sociable, Share!

Related Posts

--related post--
  1. 18 Responses to “Komputer Pertama”

  2. By Nila on Sep 11, 2007 | Reply

    setelah sekian lama menghilang, akhirnya posting juga… =)

  3. By Rahmat Zikri on Sep 11, 2007 | Reply

    #1
    ngambek.. mogok nulis 2 bulan gara2 ada yang ngga comment di posting sebelumnya.

  4. By Mira on Sep 11, 2007 | Reply

    Oh jadi TV bersejarah dong Ki

  5. By susanvirna on Sep 11, 2007 | Reply

    Akhirnyan nulis lagi …:)
    Padahal kan bisa kridit komputer di (alm) Bang Nuril, Zik…Apalagi tetanggaan pasti dapet diskon pula 😀
    Met Shaum yaaa…jangan sampe gak sahur …. :))

  6. By susanvirna on Sep 12, 2007 | Reply

    eeeh…ada yg kelewat, boleh nambah ya…
    Koq gak diceritain tape compo yang “dikasi minum” kopi..:))
    Tulisan selanjeutnya kayaknya ngebahas mobil biru 😀

  7. By sarung cap mangga on Sep 12, 2007 | Reply

    Ki , Jgn ngambek nulis ah ,
    Tulisan sebelumnya udah cukup seru komentar dari bang nunusaku ,khan ? kita pantau terus kok .
    Bakat menerima orderan sudah terlihat sejak dulu . Jaman dulu khan terima order compile lagu lagu di kaset 60. Gratis dlm rangka impressed cewe cewe kalo selanjutnya terima order buat memperkaya diri sendiri ya ?
    teruskan, itu kebiasaan positip kok

  8. By Diaannn on Sep 12, 2007 | Reply

    Kak… aku pertama kali punya komputer yang ada cuma tau pakenya dan gak ngerti spec-nya 😛

    Sampe sekarang biar kerja di dunia IT juga cuma tau jualannya sama taulah spec yang dijual tapi gak mendetail 🙂

    Ajarin dunk.. percuma punya temen MVP kalo gw-nya tetep bego gini tentang software 🙂

  9. By ojat on Sep 13, 2007 | Reply

    setiap ngliat blognya om zikri, pasti judul teratas NKRI harga mati, eh tau2 pagi ini berubah, hehehe, akhirnya nulis lagi.betewe, met puasa ya om 😀 muhun maap lahir batin

  10. By Irvan on Sep 13, 2007 | Reply

    wah, panjang juga ini perjalanan tentang PC. kalo saya pertama beli PC taon 99 pas era pentium 3 733 MHz. sampe sekarang masih jalan di rumah di lampung. 😀

    -IT-

  11. By Andreas on Sep 16, 2007 | Reply

    Bang… panjang juga critanya, gw juga nyesel waktu pertama kali beli PC. Beli 386 trus beberapa bulan kemudian udah keluar 486 dengan mudahnya tanpa masukkin disket udah keluar OS nya… terpaksa deh musti merayu ortu untuk beli PC lagi… waktu itu belum ngerti istilah upgrade. sampai sekarang akhirnya PC tsb jadi besi tua bersejarah di gudang 😀

  12. By zhar aditya on Oct 7, 2007 | Reply

    Hmmm…pertama kali ngeliat yang namanya 8088 itu pas gue berumur 5 tahun….mungkin tahunnya antara 87 dan 88

    bonyok gue ngebeli sebuah mesin besar di dalam sbuah kamar dimana kita semua tidur….
    Ketika mulai tertidur, mulai terdengar suara dotmatrix epson lq kalo gak slah serinya…brisiiiiiiiiikkkk banget….

    Tapi yah mo gimana lagi….gak bisa gak….lama2 terbiasa juga ama suara itu….

    Suatu ketika orang tua pergi….saya melihat mama kemaren bermain digger dan load runner….saya cari disket digger (waktu umur 5 tahun saya belum bisa membaca) dengan membongkar seluruh harddisk….karena sering liat mama menggunakan dos…saya tau mengenai perintah dir dan bagaimana menjalankan sebuah program…..dan tentunya ntah bagaimana saya tau bahwa saya haru memasukkan DOS dulu sebelum digger…..ntah kenap alaasannya….

    Waktu itu karena gak tau kalo yang bisa dijalankan oleh komputer adalah .exe dan .com saja…jadinya saya mencoba satu persatu setiap file dengan memasukkan namanya ke dos…waduh, kalo dipikir2 gue ndablek juga yak…gak bisa baca, bisanya cumja tau alphabet…udah ngetik2 seenak udel…

    Tapi dos itu lebih aman dari windows…hahahah…coba bayangin anak lo mainan windows…besoknya tuh windows pasti ngehang….lah kalo dos, begitu di restart…SAAAAAFe…semua data kembali keawal…

    kecuali kalo anak lo isenk tau perintah del….

    Hari berganti hari…PC tua itu gak terlalu menarik lagi…di tahun 94 saya menyalakannya kembali untuk bernostalgia dengan PC….di tahun 95 saya diberi….

    Ini yang sampai sekarang saya masih bingung….
    Kenapa tulisannya
    pentium 75mhz???
    padahal yang ada dipasar hanyalah 66mhz (486) dan 133mhz (karena normally mhz ada di sekitaran 33mhz dan klipatannya)…

    Gue berpikir, ini pasti overclock….tapi bener2 overclock yang aneh….

    Equippedd with windows 95 (yang tentunya terlalu berat buat tuh kimputer)…saya terus menjelajahi kekurangan windows….Mulai dari ya ampun itu virus ampe oh my god ini error kenapaaa~…
    Ya olo blue screen lagi~….

    Entah kenapa gue kok gak kapok yah…mungkin buat gue windows tuh a modern view of old vw beetle yang classic menyebalkan tapi sulit dipisahkan dari kehidupan….

    WAlalalalaa~
    Saya ngebuat blog dalam blog…

  13. By Adrians Islam on Oct 7, 2007 | Reply

    blogwalking

  14. By sha_wati on Jan 4, 2008 | Reply

    bagus ada kemajuan, sya pun teringin juga mau beli tapi kesian xda pula rezeki…pa pun tahniah

  15. By masanto on Feb 19, 2008 | Reply

    heran… pada masih inget nama2 komputer jaman dulu ya?
    saya cm ingetnya mainan game mobil tapi layarnya ijo smuwa…
    pake dikejar polisi. kalo ketangkep, kaca depan pecah. itu jaman SMP.
    abis itu, SMA, word… lotus…
    les di sekolah.
    ga tau gunanya apa. tapi keren jg rasanya bawa tempat disket segede kamus.
    trus, kuliah … lamaaaaaaa… ga nyentuh komputer ampe ada game bikin jariingan kereta api. tau apa namanya lupa.
    asik. masih ada ga ya?
    ada jg 3 kingdom. asik banget. ampe berhari-hari. tp tetep ga mudheng komputer. taunya maen game mulu. ampe skarang.. hehehe…
    salam kenal, om…

  16. By Sewa Komputer on Mar 6, 2008 | Reply

    Komputer XT?

    Yang booting-nya pake disket segede martabak, dan bunyi “kereeeeet…. kereeeeeet…”.

    Waktu itu tidak terbayang kalau sekarang teknologinya bisa seperti ini.

    Trims.

  17. By Dewa Rental Komputer on Jun 24, 2009 | Reply

    Saya ketemu komputer XT waktu pratikum di SMA dan itupun terasa beban banget,
    dan bener banget gak kebayang sekarang kerja kebanyakan depan komputer apalagi sekarang job untuk Rental Laptop dan
    Rental Komputer walah, akalu komputernya masih kaya XT… hehehehe Ampuuuun

    terimakasih atas artikelnya

  18. By Rental Projector Murah on Aug 25, 2009 | Reply

    salam kenal aje bang untuk pemulaan.he..he.he.he

  19. By sewa laptop on Jan 10, 2018 | Reply

    wahh, ane malah baru tahu soal komputer pertama kyk gitu, terakhir ane pernah gunain komputer yang masih pake disket pas jaman SD , makasih artikel nya min

Post a Comment

About Me

The smiling geekIndependent IT Consultant and Trainer, mastering in Microsoft technologies. 13 years experience in all level of systems and network engineering. Currently being awarded as Microsoft MVP in Exchange Server. Live in Jakarta, Indonesia. Claimed himself as a not ordinary geek, who loves photography and hanging out with friends. More.

Want to subscribe?

 Subscribe in a reader Or, subscribe via email:
Enter your email address:  
Google