Archive for April, 2009

KPU Tidak Bisa Berbahasa Indonesia

Friday, April 17th, 2009

kpu Komisi Pemilihan Umum (KPU) kali ini tidak hanya ngawur dalam pekerjaan-pekerjaan teknis yang seharusnya dikuasai oleh mereka (baca: penyelenggaraan Pemilu). Pada hal non-teknis yang berkaitan dengan kemampuan ber-Bahasa Indonesia pun KPU telah membuat sebuah kesalahan fatal.

Buka-lah Kamus Besar Bahasa Indonesia, coba-lah temukan kosakata “contreng”. Niscaya Anda tidak akan menemukannya. Kita mungkin paham maksudnya. Akan tetapi, KPU adalah institusi negara, yang sudah sepantasnya menggunakan bahasa baku dalam berkomunikasi.

(more…)

IT KPU Jalan Mundur

Friday, April 10th, 2009

logo-pemilu Sebelum hari H pelaksanaan Pemilu 2009, kita bisa melihat perkembangan dan membaca berita seputar rencana implementasi IT KPU. Keyword seputaran “IT KPU diprediksi bakal berantakan” muncul di berbagai tempat.

Apakah pada hari ini kita benar-benar akan melihat IT KPU berantakan seperti prediksi berita-berita tersebut? Tentu kita tidak berharap demikian. Point of interest dari tulisan ini adalah melihat dari sudut pandang end-user (dalam hal ini pengguna Internet yang akan melihat hasil publikasi tabulasi penghitungan suara melalui situs KPU), jika dibandingkan dengan pelaksanaan IT KPU pada Pemilu 2004. Tulisan juga ‘dibumbui’ dengan sedikit data dan pengalaman saya sebagai bagian dari anggota tim pelaksana pada implementasi IT KPU Pemilu 2004.

(more…)

Anti Megawati di Facebook

Sunday, April 5th, 2009

Saya dari dulu memang ngga pernah mendukung Megawati, apalagi PDI Perjuangan-nya. Sikap saya selama ini terhadap Megawati adalah diam, dengan kecenderungan tidak pro. Tapi apa yang terjadi dalam hari-hari terakhir masa kampanye Pemilu Legislatif justru membuat saya berada di posisi yang jelas-jelas menolak Megawati.

Dengan berlindung pada pepatah “Diam itu emas”, Megawati pada saat menjadi Presiden nyaris tidak pernah membuka mulut. Banyak yang bilang, itu untuk menyembunyikan keterbatasan pengetahuan dan kemampuannya. Buat saya, walau diam-nya itu “menyebalkan”, terserah saja. Mungkin saja memang itu strateginya. Gayanya.

Setelah “tergusur” dari kursi kepresidenan, apalagi dari orang-orang yang (mungkin) menurutnya seharusnya menjadi pembantunya, Megawati mengambil sikap diam seribu bahasa, bahkan tidak mau bertemu dengan mantan bawahannya yang menjadi pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Tidak sampai di situ saja, ternyata aroma dendam tetap terus dikobarkan sampai menjelang Pemilu 2009 ini. Bagaimana mungkin seorang negarawan bersikap seperti itu?

(more…)

About Me

The smiling geekIndependent IT Consultant and Trainer, mastering in Microsoft technologies. 13 years experience in all level of systems and network engineering. Currently being awarded as Microsoft MVP in Exchange Server. Live in Jakarta, Indonesia. Claimed himself as a not ordinary geek, who loves photography and hanging out with friends. More.

Want to subscribe?

 Subscribe in a reader Or, subscribe via email:
Enter your email address:  
Google