Larangan Membawa Zat Cair ke Dalam Kabin Pesawat

Written on 31 March, 2007 – 20:12 | by Rahmat Zikri |
503 Error

Sorry, that didn’t work.
Please try again or come back later.

503 Error. Service Unavailable.

Per hari ini, Sabtu, 31 Maret 2007, di bandara Ngurah Rai, Denpasar – Bali diberlakukan peraturan larangan membawa zat cair ke dalam kabin pesawat. Aturan serupa sebelumnya saya jumpai pada saat menaiki pesawat terbang dengan tujuan Amerika Serikat dan/atau menaiki pesawat milik maskapai penerbangan asal Amerika Serikat.

Pada saat hendak berangkat menuju Seattle (Amerika Serikat) 3 minggu yang lalu, saya menggunakan salah satu penerbangan asal Amerika Serikat, Northwest Airlines, dari Singapura menuju Seattle, transit di Tokyo. Pemeriksaan barang sebelum menaiki pesawat begitu ketat. Hal yang tidak saya rasakan ketika menaiki maskapai penerbangan lainnya, walau sama-sama dari bandara Changi, Singapura. Saat itu yang ada dalam pikiran saya hanya satu, ini karena saya menggunakan maskapai milik orang Amerika Serikat. Mungkin mereka begitu paranoid terhadap musibah pembajakan pesawat United Airlines, dengan nomor penerbangan 93, yang dibajak dan diajak menabrak menara kembar World Trade Center di New York.

Ketika hendak memasuki salah satu ruang tunggu penumpang sebelum menaiki pesawat, para penumpang wajib mengikuti ritual pemeriksaan seluruh barang bawaan –dan tentu saja pemeriksaan badan. Setelah melewati detector, tas kita pun dibuka-buka. Celakanya, waktu itu saya sedang dalam kondisi yang tidak fit. Di dalam tas yang saya bawa ada banyak sekali benda cair. Mulai dari bekal minuman greentea yang menjadi favorit saya belakangan ini, 3 botol obat batuk cair (OBH), 4 botol larutan penyegar/panas-dalam, 1 botol spray penyegar wajah, 2 botol minyak kayuputih sebagai bekal menghangatkan tubuh di Seattle yang masih musim dingin, semuanya ludes dipaksa ‘turun’, ngga boleh ikut jalan-jalan ke Amerika!

Tidak berhenti sampai di situ, bukan hanya isi tas anda yang harus rela diobok-obok. Apa yang melekat di badan anda pun harus siap untuk diperiksa. Sepasang sepatu yang saya pakai harus mau dilepas sesaat untuk diperiksa. Di-“uyel-uyel” sampai bengkok-bengkok, siapa tahu di dalamnya mungkin terselip sesuatu. Saya ingat sekali, di dekade 80-an sempat marak yang namanya bom plastik. Bisa ditaruh di tumit sepatu. Untung saya ngga bawa barang seperti itu. Untung juga ngga ada bangkai kecoak yang jatuh keluar dari dalam sepatu.

Masih belum puas sampai di situ, setelah menunjukkan semua isi kantong sampai semua koin gopek-an ikut keluar, dompet pun jadi sasaran. Setiap selipan yang ada di dompet dilihat. Jadi malu. Uangnya sedikit. Beberapa mata uang asing (SGD, JPY dan USD) untuk jajan, plus beberapa buah meterai yang selalu standby di dompet.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 7 jam, tiba di bandara Narita, Tokyo – Jepang, untuk transit sekitar 1,5 jam. Walau jelas-jelas hanya transit –tidak keluar dari area bebas kedaulatan, karena tidak keluar dari pintu imigrasi– tetap saja lagi-lagi kena security check, sebelum kembali melanjutkan terbang non-stop sekitar 16 jam menuju Seattle. Kali ini rasanya lebih paranoid lagi, sabuk ikat pinggang yang saya pakai pun kali ini mesti dilepas dan melewati scanner!

Waktu transit di bandara Changi – Singapura, saya sempat mengambil sebuah flyer, yang isinya kurang lebih bahwa sebagian besar penerbangan mengijinkan anda membawa barang cair ke atas pesawat, namun demikian harap diperhatikan bahwa penerbangan yang menggunakan maskapai-maskapai penerbangan berikut ini (di sana disebutkan beberapa maskapai penerbangan milik Amerika Serikat) dan/atau maskapai penerbangan lainnya yang bertujuan ke Amerika Serikat dan/atau Jepang (nah lho, ternyata Jepang juga ikutan) melarang penumpangnya membawa barang cair (liquid items; not limited to liquor) melebihi 100 mililiter per jenis item dan total untuk semua barang cair tidak lebih dari 1 liter. Jadi, kalau saya mau, barang bawaan saya itu boleh saja naik semua ke pesawat. Tapi dengan catatan, greentea tidak lebih dari 100 ml, OBH tidak lebih dari 100 ml, larutan penyegar tidak lebih dari 100 ml, minyak kayuputih tidak lebih dari 100 ml.

Harap diingat pula, barang lain yang masuk dalam kategori benda cair (liquid/gel) yang mungkin biasanya anda bawa ke kabin adalah pasta gigi, shampoo, sabun mandi cair, minyak rambut, minyak wangi, dsb. Ingat baik-baik aturan ini. Jika memang anda berniat membawa semuanya dan anda tidak memerlukannya ketika turun transit, semua barang tersebut jangan diajak naik ke kabin, tapi masukkanlah ke dalam bagasi pesawat. Ngga lucu kan kalau ternyata anda bawa beberapa botol minyak wangi sebagai oleh-oleh, ternyata dijadikan buah tangan untuk petugas di bandara yang memaksa anda untuk menurunkan barang tersebut. Hehehe.

Mencermati diberlakukannya peraturan serupa di bandara Ngurah Rai Denpasar pada hari ini, sepertinya peraturan serupa tersebut cepat atau lambat akan dijalankan juga di semua bandara. Karena ternyata peraturan tersebut telah disahkan oleh ICAO (International Civil Aviation Organization == Organisasi Penerbangan Sipil Internasional). Sebelum anda dengan terpaksa meninggalkan harta warisan anda di bandara, lebih baik pastikan bahwa semua barang cair yang memang anda perlukan semua masuk dalam bagasi. Bawa seperlunya saja dalam tas jinjing ke dalam kabin (misal obat).

Oh iya, berdasarkan peraturan yang diimplementasikan di Changi (Singapura), Narita (Tokyo) dan bandara-bandara di Amerika Serikat, semua barang cair yang akan anda bawa ke dalam kabin wajib ditaruh di tempat khusus yang transparan (plastik transparan). Suatu saat nanti, plastik seperti ini pasti akan dengan mudah kita temukan di bandara di Indonesia (anda berminat jadi pemasoknya?)

Be Sociable, Share!

Related Posts

--related post--
  1. 21 Responses to “Larangan Membawa Zat Cair ke Dalam Kabin Pesawat”

  2. By Yuliana Tan on Mar 31, 2007 | Reply

    Hehehe… pasti nyesek harus ninggalin tuh barang2… 😀

    So far, seminggu ini dalam 3 rute… semua masih normal, hanya saja di gate ada box transparan yang berisi gunting, banyak banget… hasil rajia… besok2… bakal liat botol2 dong?

    Hmm.. selain bisa mikir untuk jd vendor kantong transparan juga isa sekalian mikirin ide untuk jadi pemborong botol2 yg di sita, hhehehe… 😀

  3. By SZN on Apr 1, 2007 | Reply

    Kalo es masih bisa disebut kategori zat padat, lain kali semua benda cair yang mo ‘diajak’ bepergian jauh, ditaruh di freezer dulu sampe beku, trus masukkin ke cooler box kecil deh. Paling-paling disangka tukang jual es karena nyangklongin cooler box di dalam kabin.. 😀

    Btw, ‘oleh-oleh’ ‘k’ nya jadi lekuk tujuh gara-gara di’uyel-uyel’ petugas bandara ya Ki? 😀

  4. By Anthony Fajri on Apr 1, 2007 | Reply

    Zik, kalo tidak salah, ada aturan juga bahwa benda2 cair tersebut harus dimasukkan ke dalam kantung plastik yang transparan. yang paranoid gak cuman ke/dari us saja kok. kmaren aku juga sempat kena masalah di custom di sebuah negara antah berantah.

    tapi kalo minyak wangi beli di bandara, biasanya ama toko-nya udah dikasih tahu trik legalnya agal tidak disita. demikian juga dengan wine.

    btw, udah jadi pengamat penerbangan kayak den mas nih?

  5. By indra on May 16, 2007 | Reply

    Adik saya ajak 2 anak balita dari Seattle – US mau ke Jakarta. Wajar lah mereka bawa2 botol susu beserta susunya…tentu saja. Walhasil, itu cairan susu “dipaksa” turun bukan ke perut bayi tapi ke “tong sampah”. Weleh..weleh..weleh…Kejadian Agustus 2006.

  6. By san-san on Jun 6, 2007 | Reply

    Adik saya bilang sebaiknya benda-benda cair yang dimasukkan ke kantong transparan bisa dibawa masuk pesawat.Namun saya baca artikel di atas kok.. beda.Tolong..donk informasikan secara lengkap ke saya hal-hal yang perlu diperhatikan kalo masuk negara Amerika karena seminggu lagi suami saya akan ke sana. Spy tidak malu n malu-maluin.Terima kasih banyak.

  7. By Zikri on Jun 6, 2007 | Reply

    #5
    semua benda cair yang diajak naik cabin mesti dimasukkan ke dalam plastik transparan yang akan disediakan di bandara. ukuran maksimum per jenis item adalah 100 mL dan total semua yang dibawa masuk cabin tidak lebih dari 1000 mL atau lebih besar dari ukuran kantong yang disediakan (mana yang lebih besar saja. jadi walau belum 1 liter tapi ukurannya melebihi kantong plastik, tetap tidak boleh).

    setiap penumpang hanya boleh membawa 1 kantong plastik transparan.

    kalau mau membawa lebih dari itu, masukkan dalam bagasi.

  8. By areyhans on Feb 20, 2008 | Reply

    http://www.tsa.gov/travelers/airtravel/prohibited/permitted-prohibited-items.shtm

  9. By Dina on Feb 25, 2008 | Reply

    Kira-kira selain barang yang liquid, untuk barang2 apa saja yang susah masuk ke Amerika, tolong infonya ya, karena tanggal 7/3/20008 suamiku mau berangkat ke USA, tapi kami lagi bingung dengan keperluan yang dibwa.

  10. By Rahmat Zikri on Mar 4, 2008 | Reply

    mbak dina, lihat link yang diberi oleh areyhans itu.

    untuk ke US, selain liquid, jangan bawa makanan basah, seperti rendang dan sebagainya (termasuk buah-buahan). percuma, nanti disuruh buang.

  11. By catra on Jun 25, 2008 | Reply

    Hm..kalo penerbangan domestik juga seribet itu ga ya?
    repot juga kalo nggak boleh bawa parfume…hiks..

  12. By Rahmat Zikri on Jun 26, 2008 | Reply

    @catra: kalau mau bawa parfum ukuran di atas 100ml, masukkan ke dalam bagasi. pembatasan tsb hanya berlaku utk barang yg dibawa ke cabin (hand carry).

  13. By mc on Aug 11, 2008 | Reply

    ad yg tau ga…qta bole ga sich bwa printer ke amrik? kopernya max ukuran brp?..klo ukuran 29″ kegedean ga ya..?…oia checked baggage bayar ga sich?..aq liat di united.com katanya bayar…..

    aq rencananya bawa koper gde 1, laptop, printer, am tas carry -on…bole ga ya?

  14. By Rahmat Zikri on Aug 13, 2008 | Reply

    @ mc: wah, ngga tahu juga ya. mestinya kalau bisa masuk di koper sih gpp. tapi emang perlu diingat juga bahwa tiap airlines punya peraturan yg berkaitan dengan limitasi jumlah bagasi, ukuran dan juga berat. coba di-cek aja ke perwakilan airlines nya di Jakarta.

  15. By nyit-nyit on Oct 27, 2008 | Reply

    5 nov 2008 akan menjadi perjalanan pertama saya ke usa, sebenarnya sih mau bawa banyak bumbu jadi ke sana….kira2 bakalan bermasalah ga di bag. imigrasi? trus kalo mau bawa mesin jahit portable beserta jarum2 khususnya di bagasi kira2 di perbolehkan ga?minta sarannya ya mas…:)
    tks

  16. By Rahmat Zikri on Nov 1, 2008 | Reply

    @ nyit-nyit: yg bermasalah itu kalau bawa makanan basah. bagasi mungkin diperiksa (random), terutama kalau tasnya besar. bawa mesin jahit portable mestinya ok saja, yang penting untuk jarum2 nya nanti di-packing dgn baik.

  17. By aan on Dec 16, 2008 | Reply

    tanya jg dunk mas…kalo bw alat musik traditional gt k US gmn y…kalo masukin bagasi kn alhasil bakal ng berbentuk lg ntr…but kalo carry cuma bw boleh 1 tas j kn…piye mas…nuhun sewu help-nya he…

  18. By Rahmat Zikri on Dec 23, 2008 | Reply

    @aan: mesti hubungi pihak penerbangannya untuk special baggages.

  19. By nadiri on Sep 22, 2009 | Reply

    aturan bawa cairan ke kabin emang sempet diterapin nih di indo, tapiya… musiman saja. kalo udah musimnya lewat sebulan gitu, gregetnya udah iang. kembali ke kondisi asal.
    sedikitmasukan saya tambahkan beberapa detilmengenai ukuran kabiin pesawat.
    slahkan njungi blog saya yah…
    ukuran dan berat koper dan barang bawaan di kabin kapal terbang dan kereta api
    tks

  20. By Zee Simadibrata on Jan 26, 2010 | Reply

    Need Help……
    Menjelang perjalanan JKT – NY transit di NARITA……
    Lama pnerbangan JKT – Narita berapa jam
    dan Narita – New York berapa Jam….
    Tolong infonya ke [email protected]

    Thx be 4. Have a nice daY….:)
    Zee

  21. By eln on Apr 19, 2010 | Reply

    kalo mau bawa mie instant masuk kabin boleh gak y..terus bawa bumbu pecel boleh g??bingung nih…

  22. By goion on Jul 18, 2011 | Reply

    parfum guwe rusak klo ditaro di bagasi uughh

Post a Comment

About Me

The smiling geekIndependent IT Consultant and Trainer, mastering in Microsoft technologies. 13 years experience in all level of systems and network engineering. Currently being awarded as Microsoft MVP in Exchange Server. Live in Jakarta, Indonesia. Claimed himself as a not ordinary geek, who loves photography and hanging out with friends. More.

Want to subscribe?

 Subscribe in a reader Or, subscribe via email:
Enter your email address:  
Google